Sumber ; Wikipedia
Padi adalah grup musik legendaris dari Indonesia yang anggotanya terdiri dari Ari (gitar), Fadly (vokal), Yoyo (drum), Rindra (bas), dan Piyu (gitar). Grup musik ini memulai debut mereka di dunia musik Indonesia pada penghujung tahun 1990-an melalui singel Sobat dalam album kompilasi indie ten,
dan dianggap membawa warna baru dalam dunia musik Indonesia. Jalur
musik yang dipilih adalah pop-rock-kreatif. Pada awal kemunculannya,
corak musik Padi sering dibandingkan dengan U2 dan Radiohead.
Motor utama grup ini adalah Piyu, yang menjalankan fungsi sentral
sebagai komposer musik dan lirikus hampir seluruh lagu. Namun kekuatan
utama Padi terletak pada penguasaan instrumen para personelnya yang
memiliki karakter dan kemampuan teknis jauh di atas rata-rata musisi
dalam berbagai band Indonesia. Personel Padi diisi oleh jawara berbagai
kejuaraan instrumen musik. Selepas dalam kondisi vakum, Piyu memilih
mengembangkan kreativitas sendiri, sedangkan personel lainnya membentuk Musikimia yang menjalani proses bermusik secara indipenden.
Perjalanan karier
Awal terbentuk
Dibentuk 8 April 1997, grup ini merupakan wadah kreativitas seni lima mahasiswa Universitas Airlangga,
Surabaya. Semula bernama 'Soda', namun kemudian diganti menjadi 'Padi'
("Padi makanan orang susah," demikian kata salah seorang personalnya).
Nama ini dipilih juga karena bersifat "sangat membumi". Lebih jauh,
mereka tidak hanya mengambil filosofinya saja, semakin berisi semakin merunduk, tapi juga melihat fungsinya yang melambangkan kesejahteraan.
Diawali dari bermain musik dari satu panggung ke panggung lain, grup ini akhirnya dikontrak untuk masuk dunia rekaman.
Album-album Padi cukup sukses menembus pasar musik Indonesia.
Beberapa pengamat menyimpulkan aransemen musik padi yg dinamis dan lebih
kompleks dari rata-rata lagu oleh grup band Indonesia yang seangkatan
adalah salah satu penyebab kesuksesan tersebut. Pada awal kemunculannya
pada tahun 1998 khasanah band Indonesia didominasi oleh lagu-lagu dengan
aransemen sederhana dengan tempo sedang cenderung lambat.
Ciri lain grup musik Indonesia pada masa tersebut adalah cukup
dominannya instrumen keyboard pada band-band terkemuka. Karakter
Keyboard/Organ memengaruhi gaya musik menjadi minim distorsi dan
cenderung melodik. Hal ini tampak pada band-band pencetak hits saat itu
seperti Kahitna, Dewa 19 dengan album Pandawa Lima-nya, maupun Slank sesaat sebelum perombakan formasi di mana Indra Q masih tampil sebagai keyboardist.
Lain Dunia
Padi kemudian mendobrak dengan formasi tanpa keyboard melalui album pertama mereka Lain Dunia
(1999). Formasi semacam ini membuat eksplorasi teknik permainan gitar
begitu dominan, maka wajar jika lagu-lagu yang dihasilkan cenderung
penuh ditorsi. Apalagi ditunjang oleh gaya permainan dua gitarisnya,
Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Ari Tri Sosianto, yang berbeda satu sama
lain, Padi mendobrak dengan lagu-lagu kompleks yang ditandai dengan
aransemen dua gitar yang hampir selalu berbeda dalam tiap frasa dalam
tiap lagu. Album ini mendapatkan platinum pada bulan April 2000 dan
quadraple platinum pada tahun 2001.
Sesuatu Yang Tertunda
Pada tahun 2001, Padi mengeluarkan album kedua mereka Sesuatu Yang Tertunda.
Album ini mampu terjual sebanyak 1,6 juta kopi dan mendapat 10x
Platinum pada tahun 2002. Salah satu Album terbaik dan terfavorit sampai
saat ini.
Save My Soul
Save My Soul
adalah nama album musik ketiga Padi. Album ini diluncurkan pada tanggal
18 Juni 2003. Dalam lagu "Sesuatu Yang Tertunda", Padi berduet dengan
musikus pujaan mereka, Iwan Fals. Selain Iwan Fals, kolaborator lainnya
yang terdapat dalam album ini termasuk musisi Australia yang merupakan
pemain saksofon, Robert Burke dan pianis Kiernan Box, Adjie Rao
(perkusi), dan penyanyi Astrid Sartiasari. Nasib album ketiga tersebut,
meski tak bisa dibilang gagal, tapi tak segemerlap dua album sebelumnya.
Tak Hanya Diam
Setelah lebih dari 2 tahun vakum dari dapur rekaman, Padi menggebrak dengan album baru Tak Hanya Diam.
Album yang berisi 10 lagu ini tak lagi bertemakan 'interpersonal'
(cinta) seperti 4 album sebelumnya, namun meluas menjadi kepedulian dari
reaksi mereka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Inti
pesan dari lirik-lirik di dalam album Tak Hanya Diam terfokus
pada soal tidak berfungsinya komunikasi yang berakibat beberapa bencana
yang timbul secara beruntun di Indonesia. Seperti tsunami dan gempa bumi. Tak hanya temanya, peluncuran album ini juga cukup unik. Padi meluncurkan album terbaru mereka dengan tampil menyanyi di atas geladak KRI Teluk Mandar 514 yang berlayar perlahan di perairan Teluk Jakarta, Senin 12 November 2007. Peluncuran album di atas kapal
ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Walau pada awalnya hanya
ingin unik dari launching album secara konvensional, namun Padi kali ini
memberikan isyarat kepada kita untuk selalu ingat bahwa negeri ini
adalah negeri maritim dengan kekayaan dan keindahan laut yang dimiliki. Selain itu, Padi juga mengenalkan logo
baru mereka. Mereka mengaku perubahan logo ini hanya untuk lebih fresh
saja, menghindari "kultus" logo Padi yang pertama karena Padi membuat
logo bukan untuk membuat 'laskar'.
Cover album Tak Hanya Diam mewakili tema dari album ini, cover yang
berbentuk titik-titik saling berhubungan yang mencerminkan adanya saling
sinergi satu sama lain didasari saling komunikasi untuk saling mengisi
dalam damai. Di album ini juga terlihat keberanian Rindra (bass) dan
Piyu (gitar) tampil sebagai vokalis di lagu "Belum Terlambat" dan
"Jangan Datang Malam Ini"
Diskografi
Singel
- Sobat - Indie 10
- Work of Heaven - OST World Cup 2002
- Doaku - Family Songs Hadad Alwi (2003)
- Saksi Gitar Tua - Tribute to Ian Antono (2004)
- 26 Desember - Kita Untuk Mereka
- Terbakar Cemburu (2010)
- Tempat Terakhir (2011)
- Sahabat Selamanya - OST Upin dan Ipin
Album
- Lain Dunia (1999)
- Sesuatu Yang Tertunda (2001)
- Save My Soul (2003)
- Padi (2005)
- Tak Hanya Diam (2007)
Kompilasi
Iklan
- Djarum Coklat (2003 - 2005)
- Mentari (2006)
- Mie Sedaap (2006 - 2008)
- Oli Top One (2009)